Mengukur Kecerdasan

Murinah S.Pd
Mengukur kualitas SDM bangsa Indonesia tentulah tidak bisa diukur dengan
parameter -parameter yang ditetapkan secara Internasional.Khususnya di bidang pendidikan.Karena seperti yang diamatkan dalam pembukaan UUD 1945 tujuan dari pendidikan nasional adalah menciptakan manusia Indonesia yang berilmu pengetahuan serta berakhlak.Mengacu ke tujuan pendidikan nasional itulah dalam instrumen-instrumen penilaian selalu ada 3 aspek penilaian yaitu kognektif, pscikomotor dan afektif (sikap). Jadi dengan berpedoman ke instrumen penilaian tadi, bisa saja seorang siswa yang cerdas tidak naik kelas karena memiliki sikap/prilaku yang kurang baik,begitupun sebaliknya. Namun sayang instrumen penilaian yang sudah kita rancang dengan baik belum dapat kita terapkan sepenuhnya dalam menentukan keberhasilan siswa. Pedoman yang dikeluarkan untuk menyatakan anak berhasil atau tidak, tidak lagi mengacu ke instrumen penilaian yang sudah dirancang dengan baik. Kelulusan anak hanya ditentukan oleh hasil Ujian Nasional saja, dengan alasan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Kualitas pendidikan bangsa ini tidak hanya diukur dengan angka-angka, tapi juga diukur bagaimana moral seseorang dalam menjalankan tugas dan kewajibannya.

Penilaian praktik saat ini dikebanyakan sekolah umum kelihatannya hanya sekedar formalitas saja. Hal ini dikarenakan antara lain :
1. Kebanyakan sekolah umum, baik negeri maupun swasta belum memiliki fasilatas laboratorium yang memadai
2.Dalam ujian Nasional, soal-soal yang disajikan ke siswa adalah soal-soal teoritis, akibatnya tentu berakibat kurang diperhatikannya penilaian praktik yang benar
Bila halini terus dibiarkan tentu berakibat berkurangnya kemampuan siswa di bidang penelitian, sehingga bangsa kita akan selalu menjadi bangsa yang membeli karya orang lain bukan menjadi bangsa yang menciptakan karya sendiri. Bila hal ini tidak kita kehendaki maka mulainya dari sekarang menghidupkan semangat penelitian di laboratorium yang ada di sekolah-sekolah dengan menyediakan fasilitas laboratorim yang lengkap untuk siswa-siswa IPA serta memberikan penilaian praktik yang benar kepada siswa.
Instrumen penilaian praktik harus memiliki paling sedikit 3 komponen, yaitu
1.Penilaian terhadap aspek persiapan meliputi persiapan alat dan bahan praktik
2.Penilaian proses selama praktik, meliputi keterampilan siswa dalam melaksanakan langkah-langkah yang ada dalam lembaran kerja (job sheet)
3.Penilaian akhir, yaitu penilaian terhadap hasil kerja siswa serta ketepatan waktu yang diberikan.
Pemberian bobot terhadap ke 3 komponen di atas harus sama di semua sekolah, karenanya semua sekolah harus memiliki fasilitas laboratorium yang sama .

m e t r o r e @ l i t @ News

metrorealita.com

WagejavaCyber

WAJAH ALTAR

WAJAH ALTAR
INTONASI